Kamis, 12 Desember 2013

Tugas 3 - DEPRESIASI

DEPRESIASI

            Depresiasi adalah penurunan dalam nilai fisik properti seiring dengan waktu dan penggunaannya.

            Dalam konsep akuntansi, depresiasi adalah pemotongan tahunan terhadap pendapatan sebelum pajak sehingga pengaruh waktu dan penggunaan atas nilai aset dapat terwakili dalam laporan keuangan suatu perusahaan. Depresiasi adalah biaya non-kas yang berpengaruh terhadap pajak pendapatan.

            Biaya Awal(First Cost atau Unadjusted Basis) adalah biaya pemasangan dari asset termasuk biaya pembelian, pengiriman dan fee pemasangan, dan biaya langsung lainnya yang dapat dideprisiasikan termasuk persiapan asset untuk digunakan. Istilah unadjusted basis atau simple basis, serta simbul B dipergunakan ketika asset masih dalam keadaan baru.

            Periode Pengembalian(Recovery Period) adalah umur depresiasi, n, dari asset dalam tahun untuk tujuan depresiasi.

Nilai Buku(Book Value) adalah gambaran sisa, investasi yang belum terdepresiasi pada buku setelah dikurangi jumlah total biaya depresiasi pada waktu itu. Nilai buku BVt selalu ditentukan pada akhir tahun.

            Nilai Pasar(Market Value) adalah Perkiraan nilai asset yang realistis jika asset tersebut dijual pada pasar bebas.

Tingkat Depresiasi (Depreciation Rate atau Recovery Rate) adalah fraksi dari biaya awal yang diambil dengan depresiasi setiap tahun. Tingkat ini adalah dt, mungkin sama setiap tahun yang sering disebut dengan straight-line rate atau berbeda setiap tahun pada periode pengembaliannya.

Nilai Sisa (Salvage Value) adalah Perkiraan nilai jual atau nilai pasar pada akhir masa pakai dari asset tersebut. Nilai sisa SV.



Syarat property yang dapat terdepresiasi



1. Harus digunakan dalam usaha atau dipertahankan untuk menghasilkan

pendapatan.

2. Harus mempunyai umur manfaat tertentu, dan umurnya harus lebih lama dari

setahun.

3. Merupakan sesuatu yang digunakan sampai habis, mengalami peluruhan/

kehancuran, usang, atau mengalami pengurangan nilai dari nilai asalnya.

4. Bukan inventaris, persediaan atau stok penjualan, atau properti investasi.



Properti yang dapat didepresiasi dikelompokkan menjadi



1.  Nyata / tangible adalah benda yang dapat dilihat atau dipegang.

Terdiri dari :

            a) property personal/personal property (mesin-mesin, kendaraan,peralatan, furniture).

            b) property riil/real property (seperti tanah dan segala sesuatu yang dikeluarkan dari atau         tumbuh yang berdiri di atas tanah tersebut).

2. Tidak nyata / intangible

Contoh intangible : Properti personal seperti hak cipta, paten atau franchise.



Alasan depresiasi menjadi komponen penting dalam ekonomi teknik



1. Dapat dipergunakan untuk mengetahui nilai suatu asset sesuai dengan waktu.

2. Dapat dipergunakan untuk mengalokasikan depresiasi (accounting depreciation) nilai asset tersebut. Pengalokasian tersebut dipergunakan untuk menjamin bahwa asset yang telah diinvestasikan dapat diperoleh kembali setelah masa layannya selesai.

3. Dengan depresiasi dapat dipergunakan untuk pengurangan pengenaan pajak dengan jalan bahwa asset yang diinvestasikan diperhitungkan sebagai biaya produksi, sehingga hal ini berkaitan dengan pajak.



Hal yang memungkinkan terjadinya depresiasi

Hal-hal yang menyebabkan penyusutan:

1. Faktor Teknis

            a. rusak

            b. aus

            c. bencana alam dll

2. Faktor Ekonomis

            a. Harga perolehan

            b. nilai sisa

            c. Umur ekonomis



Dalam menghitung depresiasi kita dapat menggunakan beberapa metode antara lain



1. Metode garis lurus (straight line method)

            Dalam metode ini penentuan besar penyusutan setiap tahun selama umur  ekonomis sama besar, sehingga jika dibuat grafiknya terhadap waktu, dan akumulasi   biaya akan berupa garis lurus.



Besar penyusutan tiap tahun dapat dihitung dengan rumus:



Besar Penyusutan = (Harga Perolehan - Nilai Sisa) : umur ekonomis



Contoh kasus

Pada  1 Agustus 2000 Gerry membeli sebuah sepedah motor kawasaki Ninja 250cc seharga Rp.35.000.000,-. Untuk biaya keperluan lainnya dibayar    Rp.1.000.000,-. Sepedah motor tersebut ditaksir memiliki umur ekonomis 5 tahun dengan nilai sisa Rp.23.000.000,-



Pertanyaan : Hitunglah penyusutan pada tahun 2000

Jawab :



Penyusutan tahun 2000 dihitung dari tanggal 1 Agustus 2000 s/d 31 Desember 2000 = 5 bulan:

Besar Penyusutan tahun 2000 = ( (5/12) x (36.000.000 - 23.000.000) ) : 5 = Rp 1.083.333,-



2.Metode tariff tetap atas nilai buku

            Dalam metode ini, penentuan besar penyusutan dilakukan dengan cara     pengalokasian harga perolehan AT dgn persentase ttt dr nilai buku utk setiap     periode akuntansi

a.metode saldo menurun (declining balance method)

besar penyusutan dapat dihitung dengan rumus

Tarif = 1- ns  1/n

hp

Tentukan besar penyusutan

Besar Penyusutan = Tarif x Nilai Buku

Nilai Buku  = Harga Perolehan – Akumulasi Penyusutan



Contoh kasus :

Tgl 1 Februari 2001 Gunadarma membeli sebuah AC Rp.3.500.000,-. Untuk       biaya pemasangan dan keperluan lainnya dibayar Rp.100.000,- Mesin tesebut ditaksir memiliki umur ekonomis 8 tahun dengan nilai sisa Rp.800.000,- Cara menghitung



Diminta : Hitunglah penyusutan pada tahun 2001



Penyelesaian:



Tarif = 1 – (800.000/3.600.000) 1/8 = 1 – (0,222) 1/8 =1 – 0.828= 0,172=17,2 %



Penyusutan tahun 2001 dihitung dari tanggal 1 Februari 2001 s.d 31 Desember 2001 = 11   bulan

Besar penyusutan tahun 2001 = 11/12 x 17,2 % x Rp.3500.000,-

= Rp.551.833,-



b.metode saldo menurun ganda (double declining method)



Langkah-langkah Perhitungan:

1. Tentukan Tarif penyusutan

Tarif = 2 x (100%/UE)

2. Besar Penyusutan = Tarif  x Nilai Buku

Nilai Buku = Harga Perolehan – Akumulasi Penyusutan



Contoh kasus :

Tgl 1 Februari 2001 Gunadarma membeli sebuah AC Rp.3.500.000,-. Untuk       biaya pemasangan dan keperluan lainnya dibayar Rp.100.000,- Mesin tesebut ditaksir memiliki umur ekonomis 8 tahun dgn nilai sisa Rp.800.000,- Cara menghitung



Tarif = 2 x (100%/8)

= 25 %



Penyusutan tahun 2001 dihitung tgl 1 Februari 2001 s.d 31 Desember 2001 = 11 bulan

Besar penyusutan tahun 2001 = 11/12 x 25 % x Rp.3.600.000,-

= Rp.825.000,-



3. Metode jumlah angka tahun (sum of the years digits method)



Metode ini disebut jumlah angka-angka tahun karena tarif depresiasinya didasarkan pada suatu pecahan yang :
* Pembilangnya adalah tahun-tahun pemakaian aktiva yang masih tersisa sejak awal tahun ini.
* Penyebutnya adalah jumlah tahun-tahun sejak tahun pertama hingga tahun pemakaian yang terakhir



Langkah-langkah perhitungan:

1. Tentukan jumlah angka tahun (JAT)

JAT = nx ((n+1)/2)



2. Tentukan besar penyusutan

Besar Penyusutan = AT  x  (HP-NS)

JAT



Contoh kasus: Sebuah mesin dibeli seharga Rp. 2500.000,- ditaksir memiliki umur ekonomis selama 5 tahun atau 500.000 jam kerja dan diperkirakan memiliki nilai sisa sebesar Rp. 500.000,-. Hitunglah besar penyusutan bila diketahui jam kerja setiap tahun sebagai:

Tahun ke 1 = 100.000 jam

Tahun ke 2 = 120.000 jam

Tahun ke 3 = 130.000 jam

Tahun ke 4 = 80.000 jam

Tahun ke 5 = 70.000 jam



Penyelesaian:

Besar Penyusutan tahun 1 =

100.000 x 2500.000 – 500.000 = Rp.400.000,-

500.000

Besar Penyusutan tahun 2 =

120.000 x 2500.000 – 500.000 = Rp.480.000,-

500.000

Besar Penyusutan tahun 3 =

130.000 x 2500.000 – 500.000 = Rp.520.000,-

500.000

Besar Penyusutan tahun 4 =

80.000 x 2500.000 – 500.000 = Rp.320.000,-

500.000

Besar Penyusutan tahun 5 =

70.000 x 2500.000 – 500.000 = Rp.280.000,-

500.000






Kapasitas produksi suatu aktiva tetap dijadikan pedoman dalam penentuan besarnya depresiasi, dan besarnya produksi yang dilakukan dalam kapasitas produksi tersebut merupakan metode yang digunakan untuk menghitung depresiasi.


Rumus menghitung depresiasi :

Tarif depresiasi =
Harga perolehan-nilai sisa/kapasitas produksi

Contoh:

PT Garuda Nusantara membeli mesin penggilingan padi seharga Rp.10.000.000 dengan kapasitas produksi 50 ton beras, umur 4 tahun. Adapun perincian pemakaian selama 4 tahun tersebut :

Tahun 1 : 15 ton
Tahun 2 : 10 ton
Tahun 3 : 20 ton
Tahun 4 : 5 ton

Jawab :

Depresiasi tahun.ke1 = Rp.10.000.000/50 ton x 15 ton = Rp. 3.000.000,-

Jurnal pada akhir tahun ke 1 :

D : Beban Dep.-Penggilingan Padi Rp. 3.000.000
K : Akumulasi Dep.-Penggilingan Pad=====Rp. 3.000.000

Depresiasi tahun ke 2 := Rp. 200.000 x 10 ton = Rp. 2.000.000

Jurnal pada akhir tahun ke 2 :

Beban Dep.-Penggilingan Padi Rp.2.000.000
Akumulasi Dep.-Penggilingan Padi====== Rp. 2.000.000

Depresiasi tahun ke 3 = Rp. 200.000 x 20 ton = Rp. 4.000.000

Jurnal pada akhir tahun ke 3 :

D : Beban Dep.-Penggilingan Padi Rp.4.000.000
K : Akumulasi Dep.-Penggilingan Padi====Rp. 4.000.000

Depresiasi tahun ke 4 = Rp. 200.000 x 5 ton = R. 1.000.000

Jurnal pada akhir tahun ke 4 :

D : Beban Dep.-Penggilingan Padi Rp. 1.000.000,-
K : Akumulasi Dep.-Penggilingan Pad==== Rp. 1.000.000




DEPLESI



Deplesi merupakan istilah lain dari penyusutan atau amortisasi. Deplesi digunakan khusus untuk sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, misalnya bijih besi, hasil tambang, kayu hutan dsbnya.

Deplesi dihitung dengan tarif deplesi yang diperoleh dari Beban yang dikeluarkan untuk mendapatkan hak penambangan dibagi estimasi hasil yang akan diperoleh.

Ilustrasi 1 :

PT Andalan Tambang memperoleh hak penambangan sebesar Rp. 500.000.000.000,- Estimasi hasil yang terkandung didalamnya sebesar 1.000.000 ton bahan tambang. Tahun pertama berhasil ditambang sebesar 26.500 ton, maka Jurnal Deplesi yang dilakukan akhir tahun pertama adalah :

D : Beban Deplesi=== Rp. 13.250.000.000,-
K : Akumulasi Deplesi====== Rp. 13.250.000.000,-

Keterangan:

Besarnya deplesi tergantung pada jumlah ton yang berhasil ditambang.





Link :



http://solusiakun.blogspot.com/2009/11/d-e-p-l-e-s-i-deplesi-merupakan-istilah_10.html

Sabtu, 16 November 2013

Tugas 2 - ANALISIS EKUIVALENSI CASHFLOW

PRESENT WORTH ANALYSIS
Present Worth adalah nilai ekuivalen pada saat sekarang (waktu 0). Metode PW ini seringkali dipakai terlebih dahulu daripada metode lain karena biasanya relatif lebih mudah menilai suatu proyek pada saat sekarang.

Fixed Input - Maximize the PW of Benefit

Fixed Output - Minimize the PW of Cost

Neither input nor output is fixed - Maximize (PW of Benefit – PW of Cost) or Maximize NPW

Contoh 1:

Perusahaan mempertimbangkan penambahan suatu alat pada mesin produksi guna mengurangi biaya pengeluaran, yakni penambahan alat A dan penambahan alat B. Kedua alat tersebut masing-masing $1.000 dan mempunyai umur efektif 5 tahun dengan tanpa nilai sisa. Pengurangan biaya dengan penambahan Alat A adalah $300 per tahun. Pengurangan biaya dengan penambahan alat B $400 pada tahun pertaman dan menurun $50 setiap tahunnya. Dengan i=7% alat mana yang dipilih?

Penyelesaian:

Harga masing-masing alat A dan B sama, sehingga tidak menjadi pertimbangan. Cashflow masing-masing alat :
PW benefit of A = 300 (P/A,7%,5) = 300 (4,100) = $ 1.230
PW benefit of B = 400 (P/A,7%,5) – 50 (P/G,7%,5) = 400 (4,100) – 50 (7,647) = $ 1.257,65
Alat B menghasilkan benefit yang lebih besar sehingga untuk selama 5 tahun menjadi alternatif yang menguntungkan, bahkan di tahun pertama dan kedua menghasilkan return yang lebih besar dari alat A.
Contoh 2:
Pemerintah Kota Depok berencana membangun sebuah instalasi pengolahan air bersih. Ada dua alternatif dalam upaya realisasi proyek tersebut, yakni dengan pembangunan bertahap atau pembangunan langsung. Umur rencana yang di estimasikan adalah 50 tahun. Bila pembangunan dilakukan bertahap, maka pembangunan awal akan menghabiskan biaya $300.000.000, dan tahap berikutnya setelah 25 tahun yang akan datang dengan estimasi biaya menghabiskan $350.000.000. Dan bila pembangunan dilakukan sekali menghabiskan biaya $400.000.000. Dengan suku bunga 6% alternatif mana yang akan dipilih?
Penyelesaian:
Pembangunan Bertahap:
PW of Cost = $300.000.000 + $350.000.000 (P/F,6%,25)
                   = $300.000.000 + $81.600.000
                   = $381.600.000
Pembangunan Tidak Bertahap:
PW of Cost = $400.000.000
Ternyata pembangunan bertahap menghabiskan biaya yang lebih kecil sehingga alternatif ini yang dipilih.
FUTURE WORTH ANALYSIS 
Digunakan untuk menghitung nilai investasi yang akan datang berdasarkan tingkat suku bunga dan angsuran yang tetap selama periode tertentu. Untuk menghitung FV bisa menggunakan fungsi fv() yang ada dimicrosoft excel. Ada lima parameter yang ada dalam fungsi fv(), yaitu :
·         Rate, tingkat suku bunga pada periode tertentu bisa per bulan ataupun per tahun.
·         Nper, jumlah angsuran yang dilakukan
·         Pmt, besar angsuran yang dibayarkan.
·         Pv, nilai saat ini yang akan dihitung nilai akan datangnya.
·         Type, jika bernilai 1 pembayaran dilakukan diawal periode, jika bernilai 0 pembayaran dilakukan diakhir periode.
Contoh 1:

Biaya masuk perguruan tinggi saat ini adalah Rp50.000.000, berapa biaya masuk perguruan tinggi 20 tahun yang akan datang, dengan asumsi pemerintah mampu mempertahankan inflasi satu digit, misal 8% per tahun, dengan menggunakan fungsi fv(), masukkan nilai untuk parameter-parameter yang ada sebagai berikut :
·         Rate = 8%
·         Nper = 20
·         Pmt = 0, tidak ada angsuran yang dikeluarkan tiap tahunnya
·         Pv = -50000000, minus sebagai tanda cashflow bahwa kita mengeluarkan uang
·         Type = 0
Dari masukan diatas maka akan didapat nilai 233,047,857.19
Contoh 2:

Setiap bulan kita menabung dibank sebesar 250.000, saldo awal tabungan kita adalah 10.000.000, bunga bank pertahun 6%, dengan asumsi tidak ada potongan bunga dan biaya administrasi, berapa uang yang akan kita dapat 20 tahun yang akan datang?, dengan menggunakan fungsi fv(), masukkan nilai untuk parameter-parameter yang ada sebagai berikut :
·         Rate = 6%/12, dibagi 12 karena angsuran 250.000 dilakukan perbulan
·         Nper = 20×12 = 240, dikali 12 karena angsuran dilakukan per bulan
·         Pmt = -250000, nilai yang ditabungkan setiap bulan, minus sebagai tanda cashflow kita mengeluarkan uang
·         Pv = -50000000, minus sebagai tanda cashflow bahwa kita mengeluarkan uang
·         Type = 0
Dari masukan diatas maka akan didapat nilai 148,612,268.55
Yang perlu diperhatikan dalam penggunakan fungsi fv() adalah satuan untuk parameter rate, nper dan pmt haruslah sama, jika satuannya bulan maka harus bulan semua, jika ada yang bersatuan tahun maka harus 
dikonversi ke satuan bulan.
Annual Worth Analysis
Annual Worth Analysis Metode Annual Worth (AW) atau disebut juga
Annual Equivalent yaitu metode dimana aliran kas masuk dan kas keluar didistribusikan dalam
sederetan nilai uang tahunan secara merata (sama besar), setiap periode waktu sepanjang
umur investasi, pada suatu tingkat pengembalian minimum yang diinginkan
(MARR).
 

 

Istilah Capital Recovery (CR)
CR adalah Nilai merata tahunan yang ekuivalen dengan modal  yang   diinvestasikan.
CR = I(A/P, i, n) – S(A/F, i, n)
CR = (I-S) (A/F, i, n) + I(i)
CR = (I-S) (A/P, i, n) + S(i)
·         I : Investasi awal
·         S : Nilai sisa di akhir usia pakai
·         n : Usia pakai
AW = Revenue –Expences -CR
Annual Worth Analysis dilakukan terhadap:
1. Alternatif tunggal , layak jika AW > 0
2. Beberapa alternatif dgn usia pakai sama
3. Beberapa alternatif dgn usia pakai berbeda
4. Periode analisis tak berhingga
Untuk 2,3, dan 4 : dipilih AW terbesar
Contoh
1. Sebuah mesin memiliki biaya awal sebesar 1 juta rupiah, dengan usia pakai 10 tahun. Nilai sisa
pada akhir usia adalah 200 ribu rupiah. Dengan tingkat suku bunga 10% per tahun, tentukan besar
capital recoverynya.
2. Sebuah perusahaan sedang mempertimbangkan untuk membeli peralatan baru seharga 30 juta
rupiah. Dengan peralatan baru tersebut akan diperoleh penghematan sebesar 1 juta rupiah per 
tahun selama 8 tahun. Pada akhir tahun ke-8  peralatan itu memiliki nilai jual 40 juta rupiah. 
Apabila tingkat suku bunga 12% per tahun,  dengan Annual Worth Analysis, apakah pembelian
peralatan tersebut menguntungkan?
3. Sebuah perusahaan akan membeli sebuah mesin untuk meningkatkan pendapatan tahunannya. Dua alternatif mesin dengan usia pakai masing-masing 8 tahun ditawarkankepada perusahaan:
·          Mesin-x dengan harga beli 2,5 juta rupiah,  keuntungan per tahun 750 ribu rph, nilai sisa padaakhir usia manfaat 1 juta rph.
·         Mesin-y dengan harga beli 3,5 juta rph,  keuntungan per tahun 900 ribu rph, nilai sisa pada akhir usia manfaat sebesar 1,5 juta rupiah.
Dengan tingkat suku bunga 15% per tahun, tentukan mesin yang seharusnya dibeli?
Contoh usia pakai berbeda
4. Sebuah perusahaan akan membeli sebuah mesin untuk meningkatkan pendapatan tahunannya. Dua alternatif mesin ditawarkan kepada perusahaan:
·         Mesin-x usia pakai 8 tahun dengan harga beli 2,5  juta rupiah, keuntungan per tahun 750 ribu rph, nilai sisa padaakhir usia manfaat 1 juta rph. 
·         Mesin-y usia pakai 9 tahun dengan harga beli 3,5  juta rph, keuntungan per tahun 900 ribu rph, nilaisisa pada akhir usia manfaat sebesar 1,5 juta rupiah.
Dengan tingkat suku bunga 15% per tahun, tentukan mesin yang seharusnya dibeli?
Contoh Analisis Tak berhingga. 6. Bandingkan tiga alternatif berikut menggunakan tingkat
suku bunga 10% per tahun, lalu pilih alternatif terbaik:
·          Alternatif-A Investasi awal $1 juta, keuntungan tahunan $150 ribu, usia pakai tak berhingga.
·         Alternatif-B Investasi awal $1,5 juta, keuntungan tahunan $250 ribu, usia pakai 14 tahun. 
·         Alternatif-C Investasi awal $2,5 juta, keuntungan tahunan $500 ribu, usia pakai 9 tahun.
Alternatif B dan C menggunakan asumsi perulangan dengan konsekuensi ekonomi yang selalu sama.
Daftar pustaka 


Kamis, 14 November 2013

Tugas 2 - Pengertian Bunga

 Faisal Rizki Utama
 3IB02A

1.    Pengertian Bunga
Menurut bahasa interest atau bunga adalah uang yang dikenakan atau dibayar atas penggunaan uang, sedangkan usury adalah pekerjaan meminjamkan uang dengan mengenakan bunga yang tinggi.
Istilah bunga digunakan untuk menggambarkan sebuah pinjaman atas penggunaan sejumlah uang untuk keperluan finansial. Sedangkan suku bunga adalah persentase dari sejumlah uang yang dipinjam berdasarkan waktu. Dengan adanya bunga maka satu dollar yang dimiliki sekarang akan lebih berharga dari satu dollar yang akan diterima beberapa tahun dari saat ini diakibatkan adanya kesempatan untuk menginvestasikan uang tersebut dan hasilnya akan dikembalikan plus dengan suku bunganya.
Misalnya, Tuan A meminjamkan uang Rp 1.000.000,- dalam tempo pelunasan 6 bulan, pada saat mengembalikan Tuan A menetapkan tambahan pembayaran sebesar Rp 100.000,-. Tambahan pembayaran Rp 100.000,- disebut sebagai interest atau bunga.
Beberapa definisi bunga menurut beberapa ahli, anatar lain :
§  Definisi interest menurut Samuel G. Kling, dalam The Legal Encylopedia for Home and Business, 1960, 246 (IBI,36), “Interest is compensation for the use of money which due.”
§  Menurut Oxford English Dictionary, 1989, 109 (IBI, 37) mendefinisikan,“Interest is money paid for the use of money lent (the principal), or for forbearance of a debt, according to a fixed ratio (rafe per cent)”.
§  Usury didefinisikan dalam Oxford English Dictionary, 1989,365 (IBI,37) adalah “The fact or practice of lending money at interest, especially in later use, the practice of charging, taking or contracting to receive, exessive or illegal rate of interest for money on loan.”
§  Menurut Cardinal de Lugo (1593-1623), mendefinisikan, “Usury is gain immediately arising as an obligation from a loan of mutuum if gain doesn not arise from mutuum but from purchase and sale, however unjust, it is not usury, and likewese if it is not paid as an obligation due but from goodwill, gratitude, or friendship, it is not usury”.
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa interest dan usury merupakan dua konsep yang serupa, yaitu keuntungan yang diharapkan oleh pemberi pinjaman atas peminjaman uang atau barang (mutuum), yang sebenarnya barang atau uang tersebut apabila tidak ada unsur tenaga kerja tidak akan menghasilkan apa-apa. Usury muncul akibat proses peminjaman dan bukan akibat jual beli, dengan kata lain tambahan dari harga pokok dalam jual beli bukanlah usury atau interest, tetapi laba atau keuntungan.
2.    Jenis-jenis Bunga
Pinjaman uang ke bank atau lembaga keuangan memang akan selalu dibebani bunga. Sementara berbeda tipe pinjaman, beda pula tipe bunganya. Agar tak terjerat bunga pinjaman, kenali dahulu jenis-jenisnya. Jenis bunga pinjaman berdasarkan tingkat suku bunga, antara lain Bunga Sederhana dan Bunga Majemuk.
a.    Bunga Sederhana (Simple Interest)
Apabila bunga total yang dihasilkan akan dikenakan berbanding linear dengan besarnya pinjaman awal, tingkat bunga dan banyaknya periode waktu pinjaman yang dikomitmenkan oleh pokok pinjaman itu, maka tingkat atau suku bunga dikatakan sederhana.
Rumusnya sebagai berikut:
I = (P) (N) (i)
Dimana,  P  = banyaknya pokok pinjaman yang dipinjam / dipinjamkan
             N = banyaknya periode bunga (misalnya tahun)
             i   = tingkat / suku bunga per periode
b.    Bunga Majemuk (Compound Interest)
Apabila bunga yang dibebankan untuk setiap periode didasrkan pada sisa pinjaman pokok ditambah setiap beban bunga yang terakumulasi sampai dengan awal periode itu,  bunga itu disebut dengan bunga majemuk. Contoh terlihat pada tabel dibawah.
Periode
(1)
Jumlah terhutang pada awal periode
(2) = (1) x 10%
Besarnya bunga pada periode
(3) = (1) + (2)
Jumlah terhutang pada awal periode
1
$ 1,000
$ 100
$ 1,100
2
$ 1,100
$ 110
$ 1,210
3
$ 1,210
$ 121
$ 1,331
Tabel. Pengaruh bunga Majemuk dengan suku bunga 10%, pinjaman $ 1,000.
Jika Anda sedang membandingkan prosentase bunga pinjaman antar bank, pastikan jenis bunga yang dipakai, apakah bunga efektif, flat atau anuitas. Karena secara umum suku bunga pinjaman dibagi menjadi 4 jenis, yaitu Suku bunga Flat, Suku Bunga Efektif, Suku Bunga Anuitas, Suku Bunga Mengambang.
Bila anda ingin mengambil kredit, pastikan cara penghitungan kreditnya. Walaupun suku bunganya sama, namun cara penghitungannya berbeda akan mengakibatkan jumlah angsuran per bulan berbeda. Jenis-jenis bunga yaitu :
a.    Bunga Flat
Pada sistem ini, jumlah pembayaran utang pokok dan bunga kredit besarnya sama tiap bulan. Bunga ini diperuntukkan kredit jangka pendek seperti kredit kendaraan dan KTA. Suku bunga flat adalah perhitungan bunga yang paling mudah. Tiap bulan angsurannya sama, bunganya sama, cicilan pokoknya sama. Dalam kredit bunga flat atau bunga tetap, plafon kredit dan besarnya bunga akan dihitung secara proposional sesuai dengan jangka waktu kredit.
Nilai bunga akan tetap sama setiap bulan, karena bunga dihitung dari prosentasi bunga dikalikan pokok pinjaman awal. Jadi jumlah pembayaran pokok + bunga setiap bulan akan sama besarnya. Misal, anda berhutang Rp 100.000.000,- dengan bunga flat 12% per tahun, maka setiap bulan bunganya adalah Rp 1.000.000,-
Rumus Bunga Tetap:
Total Bunga = P x I x N
Bunga Perbulan = total bunga / B
Besar Angsuran = (P + total bunga) / B
Keterangan : * P  : Pokok kredit
                * I   : Suku bunga per tahun
                * N : Jangka waktu kredit dalam satuan tahun
                * B  : Jangka waktu kredit dalam satuan bulan
Perhitungan Bunga Flat :
Total Bunga = Rp 12.000.000 × 0,06 × 1 = Rp 720.000
Bunga per Bulan = Rp 720.000 : 12 = Rp 60.000 
Besar Angsuran = (Rp 12.000.000+Rp 720.000 ) / 12 = Rp 1.060.000
b.    Bunga Efektif
Dalam kredit dengan bunga efektif atau kadang disebut sliding rate. Perhitungan bunganya dilakukan pada setiap akhir periode angsuran. Bunga kredit dihitung dari saldo akhir setiap bulannya.
Bunga dihitung berdasarkan nilai pokok yang belum dibayar. Jadi bunga per bulan akan berubah-ubah berdasar nilai pokok yang masih terhutang. Nilai bunga yang dibayar debitur setiap bulan akan semakin mengecil. Karena bunganya yang dibayar mengecil, maka angsuran per bulan akan semakin menurun dari waktu ke waktu. Angsuran bulan kedua lebih kecil daripada angsuran bulan pertama, begitu seterusnya.
Misal, anda berhutang Rp 100.000.000,- dengan bunga efektif 12% per tahun, dengan cicilan pokok Rp 10.000.000,- per bulan. Maka:
Bulan ke-1 bunganya 1% x Rp 100.000.000,- = Rp 1.000.000,-
Bulan ke-2 bunganya 1% x Rp 90.000.000,- = Rp 900.000,-
Bulan ke-3 bunganya 1% x Rp 80.000.000,- = Rp 800.000,-
dan seterusnya..
Rumus Bunga Efektif:
Bunga per Bulan = SA x I/12
Keterangan : * SA : Saldo Akhir Periode
                     *  I   : Suku bunga per tahun
Perhitungan Bunga Bank Efektif :
Bunga bulan pertama = Rp 12.000.000×12%/12 = Rp 120.000
Angsuran pokok tiap bulan = Rp 12.000.000/12 = Rp 1.000.000
NOTE
Jangan membandingkan sistem bunga flat dengan efektif hanya dari angkanya saja. Bunga flat 6% tidak sama dengan bunga efektif 6%. Besar bunga efektif biasanya 1,8-2 kali bunga flat. jadi, bunga flat 6% sama dengan bunga efektif 10,8%-12%.
c.     Bunga Anuitas
Kredit bunga anuitas adalah modifikasi dari perhitungan kredit bunga efektif. Modifikasi ini dilakukan untuk mempermudah nasabah dalam membayar per bulannya, karena angsuran tiap bulannya sama.
Dalam kredit dengan bunga anuitas, angsuran bulanannya tetap. Namun komposisi bunga dan pokok angsuran akan berubah tiap periodenya. Nilai bunga per bulan akan mengecil, angsuran pokok per bulannya akan membesar.
Mendekati berakhirnya masa kredit, keadaan akan menjadi berbalik. porsi angsuran pokok akan sangat besar sedangkan porsi bunga menjadi lebih kecil.  Dalam perhitungan anuitas, porsi bunga pada masa awal sangat besar sedangkan porsi angsuran pokok sangat kecil.
Rumus Bunga Anuitas:
Angsuran Bulanan = P x I/12 x 1/(1-(1+i/12)m)
Keterangan :  * P : PokokKredit
                      * I : Suku bunga per tahun
                      * m : Jumlah periode pembayaran (bulan)
Perhitungan Bunga Bank :
Angsuran bulanan = Rp 12.000.000×12%/12×1/1-(1/(1+12%/12)12 )
                                      = Rp 1.066.183,519
d.    Bunga Mengambang
Dalam sistem ini, tingkat suku bunga akan mengikuti naik-turunnya suku bunga pasar. Jika suku bunga pasar naik, maka bunga kredit anda juga akan ikut naik, demikian pula sebaliknya. Sistem bunga ini diterapkan untuk kredit jangka panjang, seperti kredit kepemilikan rumah, modal kerja, usaha dan investasi.

Sumber Referensi :
http://www.koperasisyariah.com/pengertian-bunga/
http://drw.politekniktelkom.ac.id/Bebas/Bachelor%20Degree/Ekonomi%20Teknik/DIKTAT%20EKONOMI%20TEKNIK.doc
http://suksesitubebas.com/2013/04/24/4-jenis-suku-bunga-pinjaman-jangan-tertipu-prosentase-rendah/